SUBHANALLOH30mutiara hikmah akhir zamandari wali quthub ABAH GURU SEKUMPUL(SYAIKH MUHAMMAD ZAINI ABDUL GHONI) sampai akhirsemoga BAR waliqutub-akhir-zaman 1/3 Downloaded from January 21, 2022 by guest [EPUB] Wali Qutub Akhir Zaman Eventually, you will enormously discover a other experience and deed by spending more cash. still when? accomplish you agree to that you require to get those all needs behind having significantly cash? Why Dalamsebuah hadits riwayat sayyidah Aisyah ra. disebutkan: "Barang siapa menyakiti wali-Ku, maka ia telah menghalalkan permusuhan-Ku.". Di dalam hierarki para sufi, wali merupakan maqam yang ditempati oleh seseorang karena anugerah dari Allah Swt. Bila telah mencapai maqam (derajat) wali, seseorang biasanya memiliki banyak karamah ️ Direkomendasikan Untuk Anda : AMALAN WALI QUTUB HINGGA AKHIR HAYAT BELIAU | AL QUTUB AL HABIBANA ABDULLAH BIN ALWI AL HADDAD ( SHOHIBUL RATIB)Istiqomah i WLGhw. Syaikh Abdul Qadir al-JilaniBeliau pernah berkata “Kakiku ada diatas kepala seluruh wali.” Menurut Abdul Rahman Jami dalam kitabnya yang berjudul Nafahat Al-Uns, bahwa beberapa wali terkemuka diberbagai abad sungguh-sungguh meletakkan kepala mereka dibawah kaki Syaikh Abdul Qadir Ahmad al-Rifa’iSewaktu beliau pergi Haji, ketika berziarah ke Maqam Nabi Muhammad Saw, maka nampak tangan dari dalam kubur Nabi bersalaman dengan beliau dan beliau pun terus mencium tangan Nabi SAW yang mulia itu. Kejadian itu dapat disaksikan oleh orang ramai yang juga berziarah ke Maqam Nabi Saw tersebut. Salah seorang muridnya berkata “Ya Sayyidi! Tuan Guru adalah Quthub”. Jawabnya; “Sucikan olehmu syak mu daripada Quthubiyah”. Kata murid “Tuan Guru adalah Ghaus!”. Jawabnya “Sucikan syakmu daripada Ghausiyah”.Al-Imam Sya’roni mengatakan bahwa yang demikian itu adalah dalil bahwa Syaikh Ahmad al-Rifa’i telah melampaui “Maqamat” dan “Athwar” karena Qutub dan Ghauts itu adalah Maqam yang maklum diketahui umum.Sebelum wafat beliau telah menceritakan kapan waktunya akan meninggal dan sifat-sifat hal ihwalnya beliau. Beliau akan menjalani sakit yang sangat parah untuk menangung bilahinya para makhluk. Sabdanya, “Aku telah di janji oleh Allah, agar nyawaku tidak melewati semua dagingku daging harus musnah terlebih dahulu. Ketika Sayyidi Ahmad Al-Rifa’i sakit yang mengakibatkan kewafatannya, beliau berkata, “Sisa umurku akan kugunakan untuk menanggung bilahi agungnya para makhluk. Kemudian beliau menggosok-ngosokkan wajah dan uban rambut beliau dengan debu sambil menangis dan beristighfar . Yang dideritai oleh Sayyidi Ahmad Al-Rifa’i ialah sakit “Muntah Berak”. Setiap hari tak terhitung banyaknya kotoran yang keluar dari dalam perutnya. Sakit itu dialaminya selama sebulan. Hingga ada yang tanya, “Kok, bisa sampai begitu banyaknya yang keluar, dari mana ya kanjeng syaikh. Padahal sudah dua puluh hari tuan tidak makan dan minum. Beliau menjawab, “Karena ini semua dagingku telah habis, tinggal otakku, dan pada hari ini nanti juga akan keluar dan besok aku akan menghadap Sang Maha Kuasa. Setelah itu ketika wafatnya, keluarlah benda yang putih kira-kira dua tiga kali terus berhenti dan tidak ada lagi yang keluar dari perutnya. Demikian mulia dan besarnya pengorbanan Aulia Allah ini sehingga sanggup menderita sakit menanggung bala yang sepatutnya tersebar ke atas manusia lain. Wafatlah Wali Allah yang berbudi pekerti yang halus lagi mulia ini pada hari Kamis waktu duhur 12 Jumadil Awal tahun 570 Hijrah. Riwayat yang lain mengatakan tahun 578 Ahmad BadawiSetiap hari, dari pagi hingga sore, beliau menatap matahari, sehingga kornea matanya merah membara. Apa yang dilihatnya bisa terbakar, khawatir terjadinya hal itu, saat berjalan ia lebih sering menatap langit, bagaikan orang yang sombong. Sejak masa kanak kanak, ia suka berkhalwat dan riyadhoh, pernah empat puluh hari lebih perutnya tak terisi makanan dan minuman. Ia lebih memilih diam dan berbicara dengan bahasa isyarat, bila ingin berkomunikasi dengan seseorang. Ia tak sedetikpun lepas dari kalimat toyyibah, berdzikir dan usia dini beliau telah hafal al-Qur’an, untuk memperdalam ilmu agama ia berguru kepada syaikh Abdul Qadir al-Jailani dan syaikh Ahmad Rifai. Suatu hari, ketika beliau telah sampai ketingkatannya, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, menawarkan kepadanya ”Manakah yang kau inginkan ya Ahmad Badawi, kunci Masyriq atau Maghrib, akan kuberikan untukmu”, hal yang sama juga diucapkan oleh gurunya Syaikh Ahmad Rifai, dengan lembut, dan karna menjaga tatakrama murid kepada gurunya, ia menjawab; ”Aku tak mengambil kunci kecuali dari al-Fattah Allah ”.Peninggalan syaikh Ahmad Badawi yang sangat utama, yaitu bacaan shalawat badawiyah sughro dan shalawat badawiyah Abu Hasan asy-SyaziliKeramat itu tidak diberikan kepada orang yang mencarinya dan menuruti keinginan nafsunya dan tidak pula diberikan kepada orang yang badannya digunakan untuk mencari keramat. Yang diberi keramat hanya orang yang tidak merasa diri dan amalnya, akan tetapi dia selalu tersibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan yang disenangi Allah dan merasa mendapat anugerah fadhal dari Allah semata, tidak menaruh harapan dari kebiasaan diri dan antara keramatnya para Shiddiqin ialah 1. Selalu taat dan ingat pada Allah swt. secara istiqamah kontineu.2. Zuhud meninggalkan hal-hal yang bersifat duniawi.3. Bisa menjalankan perkara yang luar bisa, seperti melipat bumi, berjalan di atas air dan keramatnya Wali Qutub ialah 1. Mampu memberi bantuan berupa rahmat dan pemeliharaan yang khusus dari Allah Mampu menggantikan Wali Qutub yang Mampu membantu malaikat memikul Hatinya terbuka dari haqiqat dzatnya Allah swt. dengan disertai pernah dimintai penjelasan tentang siapa saja yang menjadi gurunya. Kemudian beliau menjawab, “Guruku adalah Syaikh Abdus Salam ibnu Masyisy, akan tetapi sekarang aku sudah menyelami dan minum sepuluh lautan ilmu. Lima dari bumi yaitu dari Rasululah saw, Abu Bakar Umar bin Khattab Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib dan lima dari langit yaitu dari malaikat Jibril, Mika’il, Isrofil, Izro’il dan ruh yang agung. Beliau pernah berkata, “Aku diberi tahu catatan muridku dan muridnya muridku, semua sampai hari kiamat, yang lebarnya sejauh mata memandang, semua itu mereka bebas dari neraka. Jikalau lisanku tak terkendalikan oleh syariat, aku pasti bisa memberi tahu tentang kejadian apa saja yang akan terjadi besok sampai hari kiamat”. Syekh Abu Abdillah Asy-Syathibi berkata, “Aku setiap malam banyak membaca Radiyallahu an Asy-Syekh Abul Hasan dan dengan ini aku berwasilah meminta kepada Allah swt apa yang menjadi hajatku, maka terkabulkanlah apa saja permintaanku”. Lalu aku bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saw. dan aku bertanya, “Ya Rasulallah, kalau seusai shalat lalu berwasilah membaca Radiya Allahu An Asy-Syaikh Abu Hasan dan aku meminta apa saja kepada Allah swt, apa yang menjadi kebutuhanku lalu dikabulkan, seperti hal tersebut apakah diperbolehkan atau tidak?”. Lalu Nabi saw menjawab, “Abu Hasan itu anakku lahir batin, anak itu bagian yang tak terpisahkan dari orang tuanya, maka barang siapa bertawassul kepada Abu Hasan, maka berarti dia sama saja bertawassul kepadaku”.Peninggalan syaikh Abu Hasan asy-Syazili yang sangat utama, yaitu Hizib Nashr dan Hizib Bahar. Orang yang mengamalkan Hizib Bahar dengan istiqomah, akan mendapat perlindungan dari segala bala. Bahkan, bila ada orang yang bermaksud jahat mau menyatroni rumahnya, ia akan melihat lautan air yang sangat luas. Si penyatron akan melakukan gerak renang layaknya orang yang akan menyelamatkan diri dari daya telan samudera. Bila di waktu malam, ia akan terus melakukan gerak renang sampai pagi tiba dan pemilik rumah menegurnya. Hizib Bahar ditulis syaikh Abu Hasan asy-Syazili di Laut Merah Laut Qulzum. Di laut yang membelah Asia dan Afrika itu syaikh Abu Hasan asy-Syazili pernah berlayar menumpang perahu. Di tengah laut tidak angin bertiup, sehingga perahu tidak bisa berlayar selama beberapa hari. Dan, beberapa saat kemudian Syaikh al-Syadzili melihat Rasulullah. Beliau datang membawa kabar gembira. Lalu, menuntun syaikh Abu Hasan asy-Syazili melafazkan doa-doa. Usai syaikh Abu Hasan asy-Syazili membaca doa, angin bertiup dan kapal kembali berlayar. loading...Ustaz Miftah el-Banjary, Dai yang juga pakar ilmu linguistik Arab dan Tafsir Al-Quran asal Banjar Kalimantan Selatan. Foto/Ist Tg DR Miftah el-Banjary MAPakar Ilmu Linguistik Arab, Pimpinan Majelis Dalail Khairat Indonesia-MalaysiaDalam ajaran al-Imam Muhyiddin Ibnu Arabi, waliyullah yang tertinggi dinamakan القطب Al-Qutb kutub atau poros alam. Ia kadang juga dinamakan الغوث "Al-Ghauts" penolong atau سلطان الأولياء Sulthan al-Awliya raja para wali. Akan tetapi, sebagian membedakan antara Sulthan al-Awliya atau Ghauts dengan Qutb. Menurut pandangan ini, semua Sulthan al-Awliya adalah Qutb, tetapi tidak semua Qutb adalah Sulthan al-Awliya/Ghauts al-Adham الغوث الأعظم. Ada pula yang menyatakan bahwa maqam kedudukan "Wali al-Ghauts" ini merupakan pangkat tertinggi paling puncak yang menempati satu tingkat lebih tinggi di atas Wali Qutb dan satu tingkatan di bawah Nabi Khaidir ' juga keterangan yang menyebut dengan istilah "Qutb al-Aqtab" قطب الأقطب atau kutubnya kutub. Ada pula keterangan menyebutkan Qutb memiliki dua wakil, yakni dinamakan Wali Aimmah ولي الأئمة. Salah satu wali Aimah, yakni "Imam Kanan" hanya mengetahui عالم الملكوت Alam Malakut alam kekuasaan, alam gaib; dan yang satunya "Imam Kiri" hanya mengetahui عالم الملك Alam Mulk alam kerajaan, alam dunia jasmani.Qutb al-Ghauts adalah pusat daya-daya spiritual. Ia mengumpulkan semua maqam. Ia adalah kutub semesta lahiriyah maupun semesta batiniah, yang semuanya berputar di sekelilingnya, seperti Ka'bah yang menjadi sumbu perputaran dalam thawaf. Kadang-kadang Qutb diberi kekuasaan eksternal politik atas seluruh umat. Empat khalifah pertama pasca Nabi Khalifah Abu Bakar bin Shiddiq, Khalifah Umar bin Khattab Khalifah Utsman bin Affan dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib adalah Qutb Agung atau Sulthan al-Awliya, yang memiliki kekuasaan politik. Tetapi kebanyakan Qutb hanyalah penguasa rohani, dan tidak memiliki kekuasaan politik. Abu Yazid al-Busthami dan Maulana Rumi ialah contoh dari jenis wali ini. Mayoritas wali qutb tidak memiliki kekuasaan Zaman Hanya Ada 1 Wali QutubDalam setiap zaman hanya ada satu wali Kutub atau dalam pendapat lain, satu Sulthan Awliya, di mana semua wali berputar di sekelilingnya, dan pandangan ini hampir disepakati. Seperti dijelaskan oleh Hakim al-Tirmidzi, Syekh al-Akbar Ibnu Arabi, dan al-Hujwiry. Meski sudah menjadi kesepakatan hanya ada satu Sulthan Awliya di setiap zaman, namun dalam kenyataan sejarah kita kerap menjumpai kabar bahwa ada lebih dari satu syekh sufi yang hidup dalam kurun waktu yang sama, atau berdekatan, tetapi dianggap sebagai Qutb atau Sulthan Awliya. Demikian pula, dalam setiap tarekat, sering kali muncul klaim bahwa pendiri tarekat, yang sama-sama hidup dalam kurun waktu yang relatif sama, atau beberapa mursyid penerusnya menempati kedudukan maqam Qutub. Bahkan, di masa sekarang pun terdapat beberapa kabar ada wali Qutub lebih dari satu yang berada di beberapa Qutb yang dimaksud di sini seperti yang disinggung oleh Syekh al-Akbar Ibn Arabi, yakni Qutb untuk maqam spiritual tertentu. Karenanya, dalam maqam tawakkal, misalnya, terdapat satu Qutb, tempat manifestasi tertinggi dari maqam spiritual tertentu pada zamannya. Ibnu 'Arabi sendiri, misalnya, dikenal sebagai Sulthan al-'Arifin rajanya orang berpengetahuan, sedangkan Maulana Rumi ialah Sulthan al-Muhibbin rajanya para pencinta. Atau persoalannya pada "zaman" Qutb hanya satu untuk setiap masa, tetapi persoalannya masa atau zaman yang mana? Jika sudah bicara dunia spiritual, waktu adalah relatif, nonlinier, dan ada banyak alam selain alam dunia ini, yang berarti juga ada banyak masa atau zaman. Bagaimanapun, ini akan tetap menjadi misteri, dan kita orang awam hanya bisa berspekulasi berdasarkan Arabi dalam kitab "Futuhat al-Makiyyah" menyatakan bahwa ada 84 kategori wali, dan 35 di antaranya memiliki batas pada masa tertentu. Keterangan dari Ibnu 'Arabi ini juga dikutip oleh Syekh Yusuf an-Nabhani dalam kitab "Jami' Karamah al-Awliya."Kedudukan spiritual wali terdiri dari tingkatan-tingkatan dari yang tertinggi hingga yang terendah. Masing-masing derajat ini sesuai dengan tingkatan realisasinya. Tetapi ada beberapa pandangan tentang maqam atau kedudukan kewalian yang berbeda-beda, dan berikut ini beberapa di antaranya. Menurut Syekh Hakim at-Tirmidzi, ada lima kategori umum Wali 1. Al-Budala البدلاء, wali-wali pengganti, yang berada pada derajat Al-Akhyar الأخيار orang-orang pilihan, manusia yang memilih Allah dan karenanya Allah pun memilih Al-Abrar الأبرار, orang-orang baik, mereka adalah orang-orang yang amalnya bebas dari segala sesuatu selain Al-Muhadditsin المحدثين, orang yang dijaga dengan kebenaran oleh Khatam al-Awliya خاتم الأولياء, penutup para wali. Kedudukannya berada di atas semua kedudukan wali. Menurut Syekh Husain Kamal, jumlah golongan wali dalam tradisi Tarekat Chistiyyah disebutkan ada• 1 orang Qutb al-Awliya• 70 orang Wali Nujaba • 300 orang Wali Nugaba• 500 orang Wali Akhyar• 25 orang Wali Abrar, • 4 orang Wali Autad, dan•.40 orang wali Abdal. Menurut Imam al-Hujwiry, berdasarkan keterangan para sufi ahli kasyaf ada• 1 orang Wali Qutb• 3 orang atau 12 orang menurut Ibnu Arabi wali Nuqaba •.4 orang Wali Autad • 40 orang Wali Abdal atau 7 orang versi Ibnu Arabi• 300 orang Wali Akhyar, • orang Rijalul Ghaib. Ibnu Arabi mendakwa bahawa setiap zaman ada wali Qutubnya. Zaman itu sejak zaman Adam hinggalah ke akhir zaman. Dakwaan ini tentunya semata-mata dakwaan yang tidak boleh dibuktikan dengan dalil syarak. Tidak melalui Al-Quran dan tidak juga melalui hadis nabi SAW. Kewujudan wali-wali Allah yang dinamakan wali Qutub, merupakan salah satu akidah dan pegangan kebanyakan kaum sufi. Dalam naskhah-naskhah yang tersimpan dalam khazanah kaum ini, terdapat pelbagai perkataan mengenai peranan dan fungsi para wali termasuklah yang dinamakan Qutub ini. Selain wali Qutub ini, ada juga wali yang dinamakan abdal, ghaust, dan mereka dikatakan punya hak "tasorrof" mentadbir urusan alam yang diberikan kepada mereka. Sesungguhnya pemikiran sedemikian sangat bahaya dan menyerupai pemikiran para pengikut agama pagan seperti agama zeus, hindu dan seumpamanya. Allah itu tidak bersyarikat dengan sesiapapun dalam mentadbir alam ini. Ahli tauhid hendaklah menyakini bahawa Allah itu bersendiri dalam "tasarrufnya". Hidup dan mati ditentukanNya dan bukan diatur oleh wali Qutub sebagaimana didakwa setiap zaman ada wali Qutubnya, maka siapakah walinya ketika zaman Adam. Lebih menimbul pertanyaan yang menggilakan, siapa pula walinya zaman nabi Nuh yang berdakwah selama 950 tahun itu? Terdapat ayat menjadi dalil bahawa pada satu episod zaman nabi Ibrahim, tiada yang beriman melainkan Ibrahim dan Sarah isterinya. Kerana itu dalam Quran Allah menamakan Ibrahim itu sebagai Ummatan Qonitan. Kemudian, ayat Quran tidak menyebut tingkat-tingkat orang soleh sebagaimana yang pernah disebut oleh kaum sufi ini. Allah menyebutkan para nabi, para Siddiq, Syuhada dan solihin. La haula wala quwwatu illa kami daripada kernacuan pemikiran ini. AMALAN WALI QUTUB DAN FADILAH MENDOAKAN UMMAT NABI MUHAMMAD SAW. Sahabat Al Amin Center, diceritakan bahwa Al Imam Quthubil Ghaust wa Quthubil Akwan As Syeikh As Sayyid Samman Al Madani Penjaga Makam Rasulullah Saw. Berkata "Tidaklah aku diangkat ALLAH SWT menjadi Al Wali Quthbil Ghaust dan Quthbil Akwan melainkan disebabkan aku selalu rutin membaca d'oa اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِأُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍاَللّٰهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍاَللّٰهُمَّ اسْتُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍاَللّٰهُمَّ اجْبُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ"ALLAHUMMAGHFIR LI UMMATI SAYYIDINA MUHAMMAD,ALLAHUMMARHAM UMMATA SAYYIDININA MUHAMMAD,ALLAHUMMASTUR UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD,ALLAHUMMAJBUR UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD SAW"4x secara berturut-turut setelah selesai sholat subuh.""Barangsiapa membaca doa tersebut Allahummaghfir li ummati Sayyidina Muhammad dst.... empat kali sesudah sholat subuh diantara fadhilah mengamalkannya 1. Dimasukkan jumlah martabat fadhilah wali qutub2. Dijadikan kaya dan mudah rizkinya3. Naik pangkat dunia dan akhiratnya4. Akhir umurnya husnul khotimah, dan selain kita membaca doanya perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari - Harus siap mengampuni / memaafkan kesalahan orang lain- Harus kasih sayang kepada umat Rasulullah Harus siap menutupi aib dan kekurangan umat Rasulullah Harus menyenangkan hati umat Rasulullah UMMATI SAYYIDINA MUHAMMAD1 Ya Allah berilah ampunan umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAWALLAHUMMARHAM UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD2 Ya Allah sayangilah umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAWALLAHUMMASTUR UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD3 Ya Allah sempurnakanlah kelalaian kekurangan umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAWALLAHUMMAJBUR UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD4 Ya Allah perbaikilah umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAWSahabat Al Amin Center yang berbahagia, Yuk kita amalkan doa tersebut dengan Istiqomah, insyaallah mudah dan ringan kok, semoga kita mendapatkan fadilah dan keutamaannya, semoga Allah SWT. memudahkan kita untuk senantiasa mengamalkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, Aamiin Ya Robbal 'AlamiinYUK BACA, AMALKAN DAN SHARE KEPADA BANYAK ORANG SEMOGA KITA MENDAPAT BAROKAH MANFAAT, FADILAH SERTA MENDAPAT PAHALA AMAL JARIYAH DARI ORANG-ORANG YANG MENGAMALKANNYA, AAMIIN YA ROBBAL 'ALAMIIN

wali qutub akhir zaman